PHASE-LOCKED LOOP FIG 13.27 DAN 13.28
1.
Pendahuluan (kembali)
Dalam
dunia teknik elektro, khususnya dalam bidang elektronika dan telekomunikasi,
kestabilan frekuensi dan sinkronisasi sinyal sangat penting untuk menjamin
kinerja sistem yang andal. Salah satu rangkaian penting yang mampu memenuhi
kebutuhan ini adalah Phase Locked Loop (PLL).
Phase
Locked Loop adalah sebuah sistem kontrol umpan balik yang bertujuan untuk
menyamakan frekuensi dan fase antara sinyal keluaran dengan sinyal masukan.
Rangkaian PLL banyak digunakan dalam perangkat elektronik modern seperti radio
FM, sistem komunikasi digital, modem, frekuensi sintetis (frequency
synthesizer), serta sinkronisasi jam (clock synchronization) dalam sistem
mikroprosesor.
Secara umum, PLL terdiri dari tiga blok utama, yaitu phase detector, low pass filter, dan voltage controlled oscillator (VCO). Phase detector membandingkan fase sinyal input dengan sinyal dari VCO. Hasil perbandingan ini disaring oleh low pass filter menjadi sinyal DC, yang kemudian digunakan untuk mengatur frekuensi keluaran dari VCO. Proses ini berlangsung terus-menerus sehingga sistem "terkunci" pada frekuensi dan fase yang sesuai.Melalui percobaan dan simulasi PLL, mahasiswa diharapkan mampu memahami bagaimana sebuah sinyal dapat dikontrol dan distabilkan menggunakan prinsip kontrol umpan balik. Selain itu, pemahaman konsep PLL juga menjadi dasar penting dalam mengembangkan teknologi komunikasi dan sistem kendali modern yang presisi.
Phase
Locked Loop (PLL) merupakan salah satu sistem umpan balik yang digunakan untuk
menyinkronkan fase dan frekuensi antara dua sinyal. Dalam dunia teknik elektro,
PLL banyak diaplikasikan pada sistem komunikasi, demodulator FM, pengendalian
motor, dan penghasil frekuensi stabil. Rangkaian PLL terdiri dari
komponen-komponen seperti Phase Detector, Low Pass Filter, dan Voltage
Controlled Oscillator (VCO). Melalui percobaan ini, kita akan mempelajari
prinsip kerja PLL dengan menggunakan IC NE565 yang disimulasikan pada software
Proteus.
2. Tujuan (kembali)
1) Mempelajari prinsip kerja dasar
Phase Locked Loop (PLL).
2) Memahami fungsi IC NE565 sebagai
PLL.
3) Melakukan simulasi dan analisis
terhadap dua konfigurasi PLL yang berbeda di Proteus.
4) Mengamati respon rangkaian terhadap
perubahan masukan.
5) Mensimulasikan rangkaian
PLL menggunakan perangkat lunak Proteus.
3.
Alat dan Bahan (kembali)
A) ALAT
1) Multimeter
|
Alat
ukur untuk mengukur besar Tegangan dalam satuan Volt |
|
Alat
ukur untuk mengukur besar Arus dalam satuan Ampere |
2) Sumber tegangan (DC atau sinyal
dari function generator)
3) Software
4) osilloskop
B) BAHAN
1) Amplfier
2) IC
7490
3) IC 565
4) Resistor
5) Kapasitor
4.
Dasar Teori (kembali)
a.
Phase
Locked Loop (PLL)
Phase
Locked Loop (PLL)
adalah suatu sistem elektronik yang memiliki cara kerja sebagai control dengan
model sekema feedback. Denagn menggunakan system tersebut maka secara otomatis
fasa sinyal yang di bangkitkan pada output system menyesuaikan sinyal inputnya.
PLL (Phase-Locked Loop) dimulai dengan frekuensi referensi kristal stabil (XTAL).
Penghitung R membagi frekuensi ini ke frekuensi yang lebih rendah, yang disebut
frekuensi pembanding (Fcomp). Hal ini merupakan salah satu input
ke pendeteksi fase. Detektor fase pada frekuensi tertentu mengeluarkan arus
yang memiliki nilai rata-rata yang sebanding dengan fasa yang tidak di harapkan
antara frekuensi pembanding dan frekuensi output, setelah dibagi oleh pembagi
N. Konstanta proporsionalitas disebut Kfi, Konstanta ini ternyata
merupakan besaran arus yang dapat diisi atau suplay oleh pompa muatan. Meskipun
secara teknis sesuai untuk membagi faktor ini dengan 2phi, namun itu tidak
diperlukan karena dibatalkan oleh faktor2phi yang berasal dari gain VCO
untuk semua persamaan. Jadi secara teknis, satuan Kfi dinyatakan
dalam mA / (2phi radian).
Dasar Struktur PLL
Jika
mengambil rata-rata nilai arus DC dari detektor fase dan mengalikannya dengan
impedansi dari loop filter Z (s), maka tegangan input ke VCO (Voltage
Controlled Oscillator) dapat ditemukan. VCO adalah konverter tegangan ke
frekuensi dan memiliki konstanta proporsionalitas Kvco. Perhatikan bahwa filter
loop adalah low pass filter, yang sering diimplementasikan dengan komponen
diskrit. Tegangan tuning ini mengatur fasa keluaran VCO, sehingga fasanya
ketika dibagi dengan N maka sama dengan fase frekuensi pembanding. Karena fase
adalah integral frekuensi, ini berarti bahwa frekuensi juga akan dicocokkan,
dan frekuensi output akan di rumuskan sebagai berikut :
Ini
hanya berlaku ketika PLL dalam keadaan terkunci, ini tidak berlaku selama waktu
ketika PLL memperoleh frekuensi baru. Untuk aplikasi yang diberikan, R biasanya
tetap dan nilai N dapat diubah dengan mudah. Jika seseorang mengasumsikan bahwa
N dan R harus berupa bilangan bulat, maka ini berarti PLL hanya dapat
menghasilkan frekuensi yang merupakan kelipatan Fcomp. Untuk alasan ini, banyak
orang berpikir bahwa Fcomp dan jarak saluran adalah sama. Meskipun ini sering
terjadi, ini belum tentu benar. Untuk N PLL pecahan, N tidak terbatas pada
bilangan bulat, dan oleh karena itu frekuensi pembanding dapat dipilih menjadi
jauh lebih besar daripada jarak kanal. Ada juga kasus-kasus yang kurang umum di
mana frekuensi perbandingan dipilih lebih kecil dari jarak saluran untuk
mengatasi pembatasan pada nilai-nilai yang diijinkan dari N karena prescaler.
Secara umum, lebih disukai untuk memiliki frekuensi pembandingan setinggi
mungkin untuk kinerja optimal.
b.
Osiloskop
adalah
alat ukur elektronik yang berfungsi untuk memproyeksikan frekuensi dan sinyal
listrik dalam bentuk grafik.
1) Tombol/Sakelar dan Indikator Osiloskop
2)
Tombol
Power ON/OFF
Tombol Power ON/OFF berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan Osiloskop
3)
Lampu
Indikator
Lampu Indikator berfungsi sebagai Indikasi Osiloskop dalam keadaan ON (lampu
Hidup) atau OFF (Lampu Mati)
4)
ROTATION
Rotation pada Osiloskop berfungsi untuk mengatur posisi tampilan garis pada
layar agar tetap berada pada posisi horizontal. Untuk mengatur rotation ini,
biasanya harus menggunakan obeng untuk memutarnya.
5)
INTENSITY
Intensity digunakan untuk mengatur kecerahan tampilan bentuk gelombang agar
mudah dilihat.
6)
FOCUS
Focus digunakan untuk mengatur penampilan bentuk gelombang sehingga tidak kabur
7)
CAL
CAL digunakan untuk Kalibrasi tegangan peak to peak (VP-P) atau Tegangan puncak
ke puncak.
8)
POSITION
Posistion digunakan untuk mengatur posisi Vertikal (masing-masing
Saluran/Channel memiliki pengatur POSITION).
9)
INV
(INVERT)
Saat tombol INV ditekan, sinyal Input yang bersangkutan akan dibalikan.
10)
Sakelar
VOLT/DIV
Sakelar yang digunakan untuk memilih besarnya tegangan per sentimeter
(Volt/Div) pada layar Osiloskop. Umumnya, Osiloskop memiliki dua saluran (dual
channel) dengan dua Sakelar VOLT/DIV. Biasanya tersedia pilihan 0,01V/Div
hingga 20V/Div.
11)
VARIABLE
Fungsi Variable pada Osiloskop adalah untuk mengatur kepekaan (sensitivitas)
arah vertikal pada saluran atau Channel yang bersangkutan. Putaran Maksimum
Variable adalah CAL yang berfungsi untuk melakukan kalibrasi Tegangan 1 Volt
tepat pada 1cm di Layar Osiloskop.
12)
AC
– DC
Pilihan AC digunakan untuk mengukur sinyal AC, sinyal input yang mengandung DC
akan ditahan/diblokir oleh sebuah Kapasitor. Sedangkan pada pilihan posisi DC
maka Input Terminal akan terhubung langsung dengan Penguat yang ada di dalam
Osiloskop dan seluruh sinyal input akan ditampilkan pada layar Osiloskop.
13)
GND
Jika tombol GND diaktifkan, maka Terminal INPUT akan terbuka, Input yang
bersumber dari penguatan Internal Osiloskop akan ditanahkan (Grounded).
14)
VERTICAL
INPUT CH-1
Sebagai VERTICAL INPUT untuk Saluran 1 (Channel 1)
15)
VERTICAL
INPUT CH-2
Sebagai VERTICAL INPUT untuk Saluran 2 (Channel 2)
16)
Sakelar
MODE
Sakelar MODE pada umumnya terdiri dari 4 pilihan yaitu CH1, CH2, DUAL dan ADD.
CH1=Untuk tampilan bentuk gelombang Saluran 1 (Channel 1).
CH2=Untuk tampilan bentuk gelombang Saluran 2 (Channel 2).
DUAL = Untuk menampilkan bentuk gelombang Saluran 1 (CH1) dan Saluran 2 (CH2)
secara bersamaan.
ADD = Untuk menjumlahkan kedua masukan saluran/saluran secara aljabar. Hasil
penjumlahannya akan menjadi satu gambar bentuk gelombang pada layar.
17)
x10
MAG
Untuk pembesaran (Magnification) frekuensi hingga 10 kali lipat.
18)
POSITION
Untuk penyetelan tampilan kiri-kanan pada layar.
19)
XY
Pada fungsi XY ini digunakan, Input Saluran 1 akan menjadi Axis X dan Input
Saluran 2 akan menjadi Axis Y.
20)
Sakelar
TIME/DIV
Sakelar TIME/DIV digunakan untuk memilih skala besaran waktu dari suatu periode
atau per satu kotak cm pada layar Osiloskop.
21)
Tombol
CAL (TIME/DIV)
ini berfungsi untuk kalibrasi TIME/DIV
22)
VARIABLE
Fungsi Variable pada bagian Horizontal adalah untuk mengatur kepekaan
(sensitivitas) TIME/DIV.
23)
GND
GND merupakan Konektor yang dihubungkan ke Ground (Tanah).
24)
Tombol
CHOP dan ALT
CHOP adalah menggunakan potongan dari saluran 1 dan saluran 2.
ALT atau Alternate adalah menggunakan saluran 1 dan saluran 2 secara
bergantian.
25)
HOLD
OFF
HOLD OFF untuk mendiamkan gambar pada layar osiloskop.
26)
LEVEL
LEVEL atau TRIGGER LEVEL digunakan untuk mengatur gambar yang diperoleh menjadi
diam atau tidak bergerak.
27)
Tombol
NORM dan AUTO
28)
Tombol
LOCK
29)
Sakelar
COUPLING
Menunjukan hubungan dengan sinyal searah (DC) atau bolak balik (AC).
30)
Sakelar
SOURCE
Penyesuai pemilihan sinyal.
31)
TRIGGER
ALT
32)
SLOPE
33)
EXT
Trigger yang dikendalikan dari rangkaian di luar Osiloskop.
c.
Resistor
Resistor merupakan komponen penting
dan sering dijumpai dalam sirkuit Elektronik. Boleh dikatakan hampir setiap
sirkuit Elektronik pasti ada Resistor. Tetapi banyak diantara kita yang bekerja
di perusahaan perakitan Elektronik maupun yang menggunakan peralatan Elektronik
tersebut tidak mengetahui cara membaca kode warna ataupun kode angka yang ada
ditubuh Resistor itu sendiri.
Seperti
yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili
oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam
bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga
yang 5 Gelang.
Gelang
warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya
sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai
toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.
Tabel
dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor :
Perhitungan
untuk Resistor dengan 4 Gelang warna :
Cara
menghitung nilai resistor 4 gelang:
1)
Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
2)
Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
3)
Masukkan
Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10
(10n)
4)
Merupakan
Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh pembacaan 4 gelang warna:
Gelang
ke 1 : Coklat
= 1
Gelang
ke 2 : Hitam
= 0
Gelang
ke 3 : Merah
= 2 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 100
Gelang
ke 4 : Perak
= Toleransi 5%
Maka
nilai Resistor tersebut adalah 10 * 100 = 1.000 Ohm atau 1Kohm dengan toleransi
5%.
Perhitungan
untuk Resistor dengan 5 Gelang warna :
Cara
Menghitung Nilai Resistor 5 Gelang Warna:
1)
Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
2)
Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
3)
Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-3
4)
Masukkan
Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10
(10n)
5)
Merupakan
Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh
pembacaan 5 gelang warna:
Gelang ke 1 : Merah = 2
Gelang ke 2 : Merah = 2
Gelang ke 3 : Hitam = 0
Gelang ke 4 : Hitam = 0 nol
dibelakang angka gelang ke-3; atau kalikan 0
Gelang ke 5 : Emas = Toleransi 5%
Maka
nilai Resistor tersebut adalah 220 * 1 = 220 Ohm dengan toleransi 5%.
Contoh-contoh
perhitungan lainnya :
Merah, Merah,
Merah, Emas → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm dengan 5% toleransi
Kuning, Ungu, Orange, Perak → 47 * 10³ = 47.000 Ohm atau 47 Kilo Ohm dengan 10%
toleransi
Cara
menghitung Toleransi :
2.200
Ohm dengan Toleransi 5% =
2200
– 5% = 2.090
2200
+ 5% = 2.310
ini artinya nilai Resistor tersebut akan berkisar antara 2.090 Ohm ~ 2.310 Ohm
d. IC LM565
IC LM565 adalah rangkaian terpadu
(IC) yang berfungsi sebagai Phase Locked Loop (PLL), terdiri dari tiga blok
utama: Phase Detector (PD), Low Pass Filter (LPF), dan Voltage Controlled
Oscillator (VCO).
Fungsi
utama PLL adalah menyinkronkan frekuensi dan fase sinyal keluaran VCO dengansinyal
input referensi, sehingga dapat digunakan untuk deteksi fasa, penguncian
frekuensi, atau demodulasi.
Komponen utama IC LM565:
· Phase
Detector: Membandingkan fase antara sinyal masukan dengan sinyal dari VCO
dan menghasilkan tegangan error.
·
Low
Pass Filter (LPF): Menyaring tegangan error agar menjadi sinyal DC yang
halus.
· Voltage
Controlled Oscillator (VCO): Menghasilkan sinyal frekuensi yang dikontrol
oleh tegangan dari LPF.
Frekuensi bebas VCO (tanpa sinyal input)
ditentukan oleh resistor dan kapasitor eksternal yang dihubungkan ke pin 8 dan
9. Rumusnya:
Pin penting pada LM565:
·
Pin
1 dan 10: Tegangan suplai negatif dan positif.
·
Pin
2 & 3: Input ke phase detector.
·
Pin
4: Output dari VCO.
·
Pin
5 & 7: Input kontrol ke VCO (tegangan hasil deteksi fase).
·
Pin
6: Tegangan referensi internal.
·
Pin
8 & 9: Untuk resistor dan kapasitor timing pengatur frekuensi VCO.mRentang
frekuensi kerja LM565 umumnya sampai 500 kHz tergantung nilai R dan C.
Aplikasi IC LM565:
· Demodulasi FM dan FSK
· Sinkronisasi sinyal digital
· Pengontrol motor kecepatan tetap
· Frekuensi sintetis (frequency
synthesis)
· Detektor fasa dalam sistem kontrol
e.
IC
7490 (Decade Counter / Mod-10 Counter)
IC 7490 adalah IC penghitung
digital berbasis TTL (Transistor-Transistor Logic) yang bekerja sebagai modulo-10
(mod-10) counter atau decade counter. IC ini menghitung dalam sistem biner dari
0000 (0) hingga 1001 (9), lalu kembali ke 0000. Terdiri dari 4 flip-flop yang
menghasilkan output digital pada pin Qa, Qb, Qc, dan Qd. Output yang dihasilkan
berupa kode BCD (Binary Coded Decimal) yang merepresentasikan angka desimal 0
sampai 9 dalam bentuk biner 4-bit.
IC ini memiliki dua bagian
penghitung, yaitu:
·
Pembagi
2 (flip-flop tunggal) – diaktifkan melalui pin CLKb (pin 1)
·
Pembagi
5 (flip-flop tiga) – diaktifkan melalui pin CLKa (pin 14)
Pin penting dan fungsinya:
·
Pin
14 (CLKa): Input clock untuk pembagi 5
·
Pin
1 (CLKb): Input clock untuk pembagi 2
·
Pin
2 & 3 (R1 & R2): Reset (aktif tinggi), menyetel output ke 0000
·
Pin
6 & 7 (S1 & S2): Set/preset (aktif tinggi), menyetel output ke 1001
·
Pin
5 (Vcc): Tegangan suplai (+5V)
·
Pin
8 (GND): Ground
·
Pin
12–9 (Qa–Qd): Output BCD
IC 7490 sering digunakan dalam
rangkaian pembagi frekuensi, karena mampu mengubah n pulsa masukan menjadi 1
pulsa keluaran, dalam hal ini divided by 10. Aplikasi umum IC 7490:
·
Jam
digital
·
Sistem
penghitung detik dan menit
·
Display
7-segment
·
Pembagi
frekuensi sinyal
Counter logika digital dalam mikrokontroler dan sistem digital
5.
Prinsip Kerja [kembali]
Rangkaian
yang digunakan merupakan implementasi dari sistem Phase Locked Loop (PLL)
menggunakan IC NE565 yang diintegrasikan dengan IC penghitung (counter) 7490
dan rangkaian filter aktif berbasis op-amp NJU77000F.
Pada rangkaian pertama,
Sinyal masukan diberikan melalui
transistor NPN (2N2222) yang berfungsi sebagai penguat dan buffer sebelum
diteruskan ke input dari IC NE565. IC NE565 bekerja sebagai PLL yang terdiri
dari phase detector, low-pass filter internal, dan Voltage Controlled Oscillator
(VCO). Ketika sinyal input dan sinyal keluaran VCO memiliki perbedaan fase,
maka phase detector akan menghasilkan sinyal error berupa tegangan DC. Tegangan
ini akan mengontrol frekuensi kerja VCO agar menyesuaikan diri dengan sinyal
input. Proses ini akan terus berlangsung hingga VCO terkunci (lock-in) terhadap
frekuensi input, sehingga output VCO mengikuti perubahan frekuensi input.
Keluaran dari VCO kemudian
diberikan ke IC 7490, yang merupakan IC counter dekade (modulo 10). IC ini
menghitung setiap 10 pulsa dari VCO dan menghasilkan satu pulsa keluaran,
sehingga dapat digunakan untuk membagi frekuensi atau sebagai dasar untuk sistem
penghitungan digital. Output dari IC 7490 juga dihubungkan ke switch rotary
(SW1), yang berfungsi sebagai pengatur atau pemilih keluaran.
Pada rangkaian kedua,
sinyal input yang telah difilter
masuk ke IC NE565 melalui kapasitor kopling, yang kemudian diproses oleh phase
comparator. Setelah terjadi proses penguncian frekuensi antara input dan VCO,
sinyal keluaran dari VCO diarahkan ke rangkaian filter aktif yang tersusun dari
op-amp NJU77000F serta komponen RC (resistor dan kapasitor). Filter aktif ini
berfungsi untuk meredam noise frekuensi tinggi dan menyaring hanya frekuensi
kerja utama yang diinginkan. Dengan adanya filter ini, sinyal output yang
dihasilkan menjadi lebih bersih dan stabil secara digital.
Secara keseluruhan, kedua rangkaian
ini menunjukkan prinsip kerja PLL dalam menyelaraskan frekuensi input dengan
VCO, serta bagaimana sinyal tersebut diproses lebih lanjut baik melalui sistem
penghitung digital (counter) maupun sistem penyaring sinyal (filter aktif).
Rangkaian ini dapat diaplikasikan pada berbagai sistem komunikasi, pengendalian
frekuensi, maupun konversi sinyal analog ke digital.
7.
Soal Latihan [kembali]
Jika
frekuensi input ke NE565 adalah 10 kHz, berapakah frekuensi output dari IC
7490? Jelaskan!
Pembahasan:
IC 7490 adalah counter dekade (mod-10), artinya setiap 10 pulsa input akan
menghasilkan 1 pulsa output. Jika frekuensi input dari VCO (yang sudah dikunci
oleh sinyal 10 kHz) masuk ke pin clock IC 7490, maka:
Jadi, frekuensi output dari IC 7490 adalah 1 kHz.
8.
Percobaan [kembali]
Langkah-Langkah
Simulasi di Proteus:
1)
Buka
Proteus → Pilih New Project.
2)
Cari
dan ambil komponen:
IC
NE565, IC 7490, Transistor 2N2222, Op-Amp NJU77000F
Resistor,
kapasitor, dan sumber tegangan DC.
3)
Bangun
Rangkaian Sesuai Gambar:
Hubungkan pin sesuai
datasheet IC NE565:
·
Pin
2 & 3 = Input Phase Comparator
·
Pin
4 = Output VCO
·
Pin
5 = Control Voltage
·
Pin
6 = Reference
·
Pin
7 = Demodulator Output
·
Pin
8 = Ground
·
Pin
9 = Capacitor to Ground
·
Pin
10 = Vcc
·
Sambungkan
komponen sesuai dengan skema pada dua gambar.
4)
Atur
nilai komponen sesuai tabel di atas.
5)
Jalankan
simulasi dengan klik tombol "Play".
6) Amati output dari VCO dan hasil digital setelah comparator.
7) Ubah nilai resistansi atau masukan dan amati perubahan respons sistem.
Rangkaian 13.27
Rangkaian 13.28
9. Download
File [kembali]
Rangkaian 13.27 (Disini)
Rangkaian 13.28 (Disini)
Download
Datasheet
Voltmeter
[download]
Amperemeter
[download]
NE565
[download]
74LS90
[download]
2N2222 [download]
Komentar
Posting Komentar