TRIAC FIG 17.33
1.
Pendahuluan (kembali)
Perkembangan teknologi elektronika
telah menghasilkan berbagai jenis komponen semikonduktor yang digunakan untuk
mengendalikan aliran arus dan tegangan listrik. Salah satu komponen penting
yang digunakan dalam sistem pengendali daya listrik arus bolak-balik (AC)
adalah TRIAC (Triode for Alternating Current).
TRIAC merupakan komponen
semikonduktor yang dapat menghantarkan arus listrik dalam dua arah
(bidirectional), sehingga sangat cocok untuk mengendalikan beban AC seperti
motor, pemanas, dan lampu. Berbeda dengan SCR (Silicon Controlled Rectifier)
yang hanya menghantarkan satu arah, TRIAC memiliki kemampuan untuk dikendalikan
dari kedua sisi sinyal AC, menjadikannya lebih fleksibel dalam pengendalian
daya.
Penggunaan TRIAC dalam rangkaian elektronika memungkinkan sistem bekerja lebih efisien dan ekonomis, terutama pada aplikasi seperti dimmer lampu, pengatur kecepatan motor, dan pengendali suhu. Dengan mengatur sudut penyulutan (firing angle) sinyal AC, besar daya yang diterima beban dapat diatur sesuai kebutuhan.
2.
Tujuan (kembali)
1) Mempelajari karakteristik dan cara
kerja TRIAC.
2) Menganalisis fungsi TRIAC dalam
pengendalian beban AC.
3) Melakukan simulasi dan/atau percobaan praktikum rangkaian pengendali menggunakanTRIAC
3.
Alat dan Bahan (kembali)
A) ALAT
1) Multimeter
|
Alat ukur untuk mengukur besar
Tegangan dalam satuan Volt |
|
Alat ukur untuk mengukur besar
Arus dalam satuan Ampere |
2) Sumber tegangan (AC atau sinyal dari function generator)
3) Software
B) BAHAN
1) Resistor
2) TRIAC
3) DIAC
4.
Dasar Teori (kembali)
A) TRIAC (Triode for Alternating
Current).
TRIAC
adalah perangkat semikonduktor tiga terminal yang bisa menghantarkan arus pada
kedua arah ketika diberi sinyal pada gerbangnya. Berbeda dengan SCR (yang hanya
satu arah), TRIAC bekerja dalam dua kuadran positif dan negatif.
TRIAC
terdiri dari dua SCR yang disambungkan secara antiparalel dan digabungkan
gate-nya. Ketika sinyal diberikan pada gate, TRIAC akan menyala dan
menghantarkan arus sampai arus utama turun di bawah nilai ambang (holding
current).
Simbol |
basic kontruction |
karakteristik |
Gambar |
Karakteristik
utama TRIAC:
· Dapat dikendalikan dengan sinyal
positif maupun negatif di gate.
· Cocok untuk beban AC karena dapat
menghantarkan dua arah.
· Terminal: MT1, MT2, dan Gate (G)
B) Osiloskop
adalah alat ukur elektronik yang
berfungsi untuk memproyeksikan frekuensi dan sinyal listrik dalam bentuk
grafik.
1)
Tombol/Sakelar
dan Indikator Osiloskop
2)
Tombol
Power ON/OFF
Tombol Power ON/OFF berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan Osiloskop
3)
Lampu
Indikator
Lampu Indikator berfungsi sebagai Indikasi Osiloskop dalam keadaan ON (lampu
Hidup) atau OFF (Lampu Mati)
4)
ROTATION
Rotation pada Osiloskop berfungsi untuk mengatur posisi tampilan garis pada
layar agar tetap berada pada posisi horizontal. Untuk mengatur rotation ini,
biasanya harus menggunakan obeng untuk memutarnya.
5)
INTENSITY
Intensity digunakan untuk mengatur kecerahan tampilan bentuk gelombang agar
mudah dilihat.
6)
FOCUS
Focus digunakan untuk mengatur penampilan bentuk gelombang sehingga tidak kabur
7)
CAL
CAL digunakan untuk Kalibrasi tegangan peak to peak (VP-P) atau Tegangan puncak
ke puncak.
8)
POSITION
Posistion digunakan untuk mengatur posisi Vertikal (masing-masing
Saluran/Channel memiliki pengatur POSITION).
9)
INV
(INVERT)
Saat tombol INV ditekan, sinyal Input yang bersangkutan akan dibalikan.
10)
Sakelar
VOLT/DIV
Sakelar yang digunakan untuk memilih besarnya tegangan per sentimeter
(Volt/Div) pada layar Osiloskop. Umumnya, Osiloskop memiliki dua saluran (dual
channel) dengan dua Sakelar VOLT/DIV. Biasanya tersedia pilihan 0,01V/Div
hingga 20V/Div.
11)
VARIABLE
Fungsi Variable pada Osiloskop adalah untuk mengatur kepekaan (sensitivitas)
arah vertikal pada saluran atau Channel yang bersangkutan. Putaran Maksimum
Variable adalah CAL yang berfungsi untuk melakukan kalibrasi Tegangan 1 Volt
tepat pada 1cm di Layar Osiloskop.
12)
AC
– DC
Pilihan AC digunakan untuk mengukur sinyal AC, sinyal input yang mengandung DC
akan ditahan/diblokir oleh sebuah Kapasitor. Sedangkan pada pilihan posisi DC
maka Input Terminal akan terhubung langsung dengan Penguat yang ada di dalam
Osiloskop dan seluruh sinyal input akan ditampilkan pada layar Osiloskop.
13)
GND
Jika tombol GND diaktifkan, maka Terminal INPUT akan terbuka, Input yang
bersumber dari penguatan Internal Osiloskop akan ditanahkan (Grounded).
14)
VERTICAL
INPUT CH-1
Sebagai VERTICAL INPUT untuk Saluran 1 (Channel 1)
15)
VERTICAL
INPUT CH-2
Sebagai VERTICAL INPUT untuk Saluran 2 (Channel 2)
16)
Sakelar
MODE
Sakelar MODE pada umumnya terdiri dari 4 pilihan yaitu CH1, CH2, DUAL dan ADD.
CH1=Untuk tampilan bentuk gelombang Saluran 1 (Channel 1).
CH2=Untuk tampilan bentuk gelombang Saluran 2 (Channel 2).
DUAL = Untuk menampilkan bentuk gelombang Saluran 1 (CH1) dan Saluran 2 (CH2)
secara bersamaan.
ADD = Untuk menjumlahkan kedua masukan saluran/saluran secara aljabar. Hasil
penjumlahannya akan menjadi satu gambar bentuk gelombang pada layar.
17)
x10
MAG
Untuk pembesaran (Magnification) frekuensi hingga 10 kali lipat.
18)
POSITION
Untuk penyetelan tampilan kiri-kanan pada layar.
19)
XY
Pada fungsi XY ini digunakan, Input Saluran 1 akan menjadi Axis X dan Input
Saluran 2 akan menjadi Axis Y.
20)
Sakelar
TIME/DIV
Sakelar TIME/DIV digunakan untuk memilih skala besaran waktu dari suatu periode
atau per satu kotak cm pada layar Osiloskop.
21)
Tombol
CAL (TIME/DIV)
ini berfungsi untuk kalibrasi TIME/DIV
22)
VARIABLE
Fungsi Variable pada bagian Horizontal adalah untuk mengatur kepekaan
(sensitivitas) TIME/DIV.
23)
GND
GND merupakan Konektor yang dihubungkan ke Ground (Tanah).
24)
Tombol
CHOP dan ALT
CHOP adalah menggunakan potongan dari saluran 1 dan saluran 2.
ALT atau Alternate adalah menggunakan saluran 1 dan saluran 2 secara
bergantian.
25)
HOLD
OFF
HOLD OFF untuk mendiamkan gambar pada layar osiloskop.
26)
LEVEL
LEVEL atau TRIGGER LEVEL digunakan untuk mengatur gambar yang diperoleh menjadi
diam atau tidak bergerak.
27)
Tombol
NORM dan AUTO
28)
Tombol
LOCK
29)
Sakelar
COUPLING
Menunjukan hubungan dengan sinyal searah (DC) atau bolak balik (AC).
30)
Sakelar
SOURCE
Penyesuai pemilihan sinyal.
31)
TRIGGER
ALT
32)
SLOPE
33)
EXT
Trigger yang dikendalikan dari rangkaian di luar Osiloskop.
C) Resistor
Resistor merupakan komponen penting dan sering dijumpai
dalam sirkuit Elektronik. Boleh dikatakan hampir setiap sirkuit Elektronik
pasti ada Resistor. Tetapi banyak diantara kita yang bekerja di perusahaan
perakitan Elektronik maupun yang menggunakan peralatan Elektronik tersebut
tidak mengetahui cara membaca kode warna ataupun kode angka yang ada ditubuh
Resistor itu sendiri.
Seperti yang dikatakan sebelumnya,
nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang
terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya
terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Gelang warna Emas dan Perak
biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang
terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai
Resistor yang bersangkutan.
Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor :
Perhitungan untuk Resistor dengan 4 Gelang warna :
Cara menghitung nilai resistor 4
gelang:
1)
Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
2)
Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
3)
Masukkan
Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10
(10n)
4) Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh pembacaan 4 gelang warna:
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Merah = 2 nol dibelakang
angka gelang ke-2; atau kalikan 100
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 5%
Maka nilai Resistor tersebut adalah
10 * 100 = 1.000 Ohm atau 1Kohm dengan toleransi 5%.
Perhitungan untuk Resistor dengan 5
Gelang warna :
Cara Menghitung Nilai Resistor 5
Gelang Warna:
1)
Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
2)
Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
3)
Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-3
4)
Masukkan
Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10
(10n)
5)
Merupakan
Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh pembacaan 5 gelang warna:
Gelang ke 1 : Merah = 2
Gelang ke 2 : Merah = 2
Gelang ke 3 : Hitam = 0
Gelang ke 4 : Hitam = 0 nol
dibelakang angka gelang ke-3; atau kalikan 0
Gelang ke 5 : Emas = Toleransi 5%
Maka nilai Resistor tersebut adalah
220 * 1 = 220 Ohm dengan toleransi 5%.
Contoh-contoh perhitungan lainnya :
Merah, Merah,
Merah, Emas → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm dengan 5% toleransi
Kuning, Ungu, Orange, Perak → 47 * 10³ = 47.000 Ohm atau 47 Kilo Ohm dengan 10%
toleransi
Cara menghitung Toleransi :
2.200 Ohm dengan Toleransi 5% =
2200 – 5% = 2.090
2200 + 5% = 2.310
ini artinya nilai Resistor tersebut akan berkisar antara 2.090 Ohm ~ 2.310 Ohm
D) DIAC
Seperti yang disebutkan, DIAC
merupakan komponen yang dapat menghantarkan arus listrik dari dua arah jika
diberikan tegangan yang melebih batas Breakovernya. Pada prinsipnya, DIAC
memiliki cara kerja yang mirip dengan dua Dioda yang dipasang paralel seperti
gambar Rangkaian Ekuivalen diatas.
Jika tegangan yang memiliki
polaritas diberikan ke DIAC, dioda yang disebelah kiri akan menghantarkan arus
listrik jika tegangan positif yang diberikan melebihi tegangan breakover
DIAC. Sebaliknya, jika DIAC diberikan tegangan positif yang melebih tegangan
breakover DIAC dari arah yang berlawanan, maka dioda sebelah kanan akan
menghantarkan arus listrik.
Setelah DIAC menjadi kondisi “ON”
dengan menggunakan tegangan positif ataupun negatif, DIAC akan terus
menghantarkan arus listrik sampai tegangannya dikurangi hingga 0 (Nol) atau
hubungan listrik memutuskan.
E) Kapasitor
Kapasitor bekerja berdasarkan
prinsip akumulasi muatan pada dua pelat konduktor yang dipisahkan oleh
bahan dielektrik. Ketika tegangan diterapkan, muatan positif dan negatif
terakumulasi pada pelat yang berlawanan.
Saat kapasitor terhubung ke sumber
tegangan, ia mulai mengisi muatan hingga mencapai kapasitas maksimum.
Setelah sumber tegangan dilepas, kapasitor akan melepaskan muatannya
melalui sirkuit yang terhubung.
Kapasitansi adalah ukuran kemampuan
kapasitor untuk menyimpan muatan listrik, diukur dalam farad (F).
Kapasitansi bergantung pada ukuran dan jenis pelat konduktor serta bahan
dielektrik yang digunakan.
5. Prinsip Kerja [kembali]
Rangkaian Aplikasi TRIAC FIG 17.33
Rangkaian pada gambar merupakan
contoh penerapan TRIAC sebagai pengendali daya AC melalui metode pengaturan
sudut penyulutan (phase control). Ketika sumber tegangan AC diberikan,
kapasitor mulai mengisi muatan melalui resistor. Laju pengisian ini ditentukan
oleh nilai tahanan dan kapasitor (konstanta waktu RC).
Saat tegangan pada kapasitor
mencapai nilai ambang (breakover voltage) dari DIAC, DIAC mulai menghantarkan
dan mengirimkan pulsa arus ke gerbang (gate) TRIAC. Pulsa ini memicu TRIAC
untuk menyala dan mulai menghantarkan arus listrik ke beban pada sisa setengah
siklus tersebut.
TRIAC akan tetap menghantarkan
hingga arus melewati titik nol (zero crossing) dari sinyal AC, kemudian secara
otomatis mati. Pada setengah siklus berikutnya, proses ini berulang. Dengan
demikian, hanya sebagian dari sinyal AC yang disalurkan ke beban, dan bagian
sinyal yang disalurkan bergantung pada kapan TRIAC dipicu.
Semakin besar nilai tahanan R, maka pengisian kapasitor semakin lambat, sehingga pemicuan TRIAC terjadi lebih lambat dalam satu siklus, dan daya rata-rata yang dikirimkan ke beban menjadi lebih kecil. Sebaliknya, jika nilai R kecil, maka TRIAC akan menyala lebih awal dan lebih banyak bagian sinyal AC yang dihantarkan ke beban, sehingga daya rata-rata menjadi lebih besar.
6.
Problem [kembali]
Dalam pengaturan daya menggunakan
TRIAC dan DIAC, seringkali terdapat beberapa permasalahan yang muncul, antara
lain:
- Kesulitan
mengatur sudut penyulutan (firing angle) secara presisi, terutama jika
nilai resistor atau kapasitor tidak sesuai.
- Gangguan
gelombang harmonik yang timbul akibat pemotongan bentuk gelombang
sinusoidal AC, yang dapat menyebabkan interferensi pada perangkat
elektronik lain.
- Pemanasan
berlebih pada TRIAC, jika daya beban terlalu besar tanpa pendinginan yang
memadai.
- Keterbatasan
respon terhadap beban induktif seperti motor atau trafo, karena arus dan
tegangan tidak sefase, yang dapat mengganggu proses pemicuan TRIAC.
- Komponen
DIAC tidak memicu secara tepat jika tegangan kapasitor tidak mencapai
tegangan breakover, menyebabkan TRIAC tidak menyala.
7.
Soal Latihan [kembali]
Mengapa TRIAC butuh sinyal pemicu
walau tegangan AC cukup tinggi?
Jawab:
TRIAC tidak otomatis menghantarkan
arus hanya karena tegangan AC tinggi. Ia butuh arus gate untuk memulai
proses penyalaan. DIAC digunakan untuk memicu gate TRIAC secara
tiba-tiba saat tegangan pada kapasitor mencapai nilai tertentu (breakover
~30V). Tanpa pemicu gate, TRIAC tetap dalam kondisi off meski tegangan tinggi,
karena ia bekerja seperti saklar yang hanya aktif saat diberi sinyal khusus.
8.
Percobaan [kembali]
Langkah-Langkah Percobaan dan Simulasi
A) Persiapan Simulasi
1)
Buka
software Proteus (ISIS) dan buat proyek baru.
2)
Cari
dan pilih komponen yang diperlukan pada Pick Devices:
3)
Sine
Voltage Source (AC voltage)
4)
Resistor
(2 buah)
5)
Capacitor
6)
DIAC
(gunakan model setara seperti DB3 jika tersedia)
7)
TRIAC
(contoh: BT136, MAC97A6, atau sejenis)
8)
Beban
berupa Resistor (RL)
9)
Ground
10)
Oscilloscope
(opsional, untuk melihat gelombang arus keluar)
B)
Rangkaian
Komponen
1)
Rangkai
sumber tegangan AC ke node utama (kiri atas) dengan frekuensi 50 Hz dan
amplitude 311 V (untuk 220 V RMS).
2)
Pasangkan
resistor R secara seri dengan kapasitor C.
3)
Hubungkan
node antara R dan C ke anoda DIAC, dan katoda DIAC ke gate TRIAC.
4)
Hubungkan
TRIAC secara seri dengan beban RL.
5)
Sambungkan
jalur keluaran (setelah TRIAC dan RL) ke ground.
6)
Tambahkan
oscilloscope atau voltage probe di beban jika ingin melihat bentuk
gelombang.
C)
Langkah
Simulasi
Jalankan
simulasi (klik Play).
1)
Amati
apakah beban RL menyala sebagian (tergantung fase pemicu TRIAC).
2)
Ubah
nilai R dan lihat pengaruhnya terhadap waktu nyala TRIAC dan arus beban.
3)
Jika
menggunakan oscilloscope, amati bentuk gelombang pada beban:
a.
Bagian
awal gelombang dipotong (sudut mati).
b.
Bagian
sisa dihantarkan setelah TRIAC menyala.
4)
Catat
hasil pengamatan untuk setiap variasi R (misal 50kΩ, 100kΩ, 200kΩ).
D)
Kesimpulan
Simulasi
Rangkaian
menunjukkan bahwa dengan mengatur nilai resistor R, kita dapat mengubah waktu pemicuan
TRIAC, yang mempengaruhi daya rata-rata yang dikirim ke beban. Semakin besar nilai
R, maka TRIAC menyala lebih lambat dalam satu siklus AC, sehingga beban
menerima daya yang lebih kecil.
Rangkaian TRIAC FIG 17.33
9. Download
File [kembali]
Rangkaian
17.33 Klik
Disini
Download
Datasheet
Resistor
[download]
Voltmeter
[download]
Amperemeter
[download]
TRIAC
[dowload]
DIAC
[dowload]
Komentar
Posting Komentar