UNIJUNCTION TRANSISTOR FIG 17.40
1.
Pendahuluan (kembali)
Dalam
sistem elektronika daya, salah satu tantangan utama adalah mengendalikan besar
kecilnya arus dan tegangan ke beban secara efisien dan tepat waktu. Untuk itu,
digunakan komponen pengendali seperti Silicon Controlled Rectifier (SCR)
yang dapat bertindak sebagai saklar elektronik. Namun, SCR tidak bisa langsung
aktif dengan tegangan biasa, melainkan harus diberi sinyal pemicu (triggering)
di terminal gate-nya.
Salah
satu metode triggering yang efektif adalah menggunakan Unijunction
Transistor (UJT). UJT merupakan komponen semikonduktor tiga terminal yang
memiliki karakteristik resistansi negatif. Ketika digunakan dalam konfigurasi
yang sesuai, UJT dapat menghasilkan pulsa pendek yang tajam dan sangat sesuai
untuk men-trigger SCR. Karakteristik ini dimanfaatkan dalam banyak aplikasi,
seperti pengatur daya lampu, dimmer, kontrol kecepatan motor, dan penyearah
yang dikontrol fasa.
Gambar
Fig. 17.40 menunjukkan sebuah rangkaian UJT triggering untuk SCR. Dalam
rangkaian ini, kapasitor CCC mengisi melalui resistor R1. Ketika tegangan kapasitor mencapai
tegangan puncak VP dari UJT, UJT akan menghantar, menyebabkan kapasitor
mengosongkan muatannya secara cepat melalui terminal emitor. Pulsa arus yang
dihasilkan dari pelepasan ini digunakan untuk mengaktifkan gate SCR. Setelah
aktif, SCR akan menghantar dan mengalirkan arus ke beban.
Sementara
itu, Fig. 17.41 menampilkan kurva karakteristik hubungan antara tegangan
emitor (V_E) dan arus emitor (I_E) pada UJT. Kurva ini mencakup tiga
wilayah utama: wilayah sebelum VP (UJT nonaktif), wilayah resistansi negatif
(UJT aktif dan menghantar), dan wilayah lembah di VV di mana UJT kembali ke
kondisi non-hantar. Pada saat UJT berada di wilayah resistansi negatif,
peningkatan arus menyebabkan penurunan tegangan, fenomena inilah yang
dimanfaatkan untuk menghasilkan pulsa pemicu.
Dengan memanfaatkan karakteristik unik dari UJT, rangkaian ini menjadi metode triggering yang stabil, sederhana, dan murah dalam aplikasi pengendalian SCR. Pemahaman prinsip kerja rangkaian ini sangat penting bagi mahasiswa teknik elektro karena menjadi dasar dalam desain kontrol daya modern.
2. Tujuan (kembali)
1)
Memahami
cara kerja UJT sebagai pemicu SCR.
2)
Menganalisis
proses pengisian dan pengosongan kapasitor dalam rangkaian UJT.
3)
Mengetahui
karakteristik hubungan antara tegangan dan arus emitor pada UJT.
4) Menentukan titik kerja pada grafik karakteristik UJT untuk aplikasi triggering.
3.
Alat dan Bahan (kembali)
A) Alat
1) Multimeter
2) Proteus
B) Bahan
1) Resistor
2) Kapasitor
3) Silicon Controlled Rectifier
4) Uni Junction Transistor (UJT)
4.
Dasar Teori (kembali)
A) Resistor
Resistor merupakan komponen penting dan sering dijumpai
dalam sirkuit Elektronik. Boleh dikatakan hampir setiap sirkuit Elektronik
pasti ada Resistor. Tetapi banyak diantara kita yang bekerja di perusahaan
perakitan Elektronik maupun yang menggunakan peralatan Elektronik tersebut
tidak mengetahui cara membaca kode warna ataupun kode angka yang ada ditubuh
Resistor itu sendiri.
Seperti yang dikatakan sebelumnya,
nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang
terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya
terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Gelang warna Emas dan Perak
biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang
terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai
Resistor yang bersangkutan.
Tabel dibawah ini adalah
warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor :
Perhitungan untuk Resistor dengan 4 Gelang warna :
Cara menghitung nilai resistor 4
gelang:
1)
Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
2)
Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
3)
Masukkan
Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10
(10n)
4) Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh pembacaan 4 gelang warna:
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Merah = 2 nol dibelakang
angka gelang ke-2; atau kalikan 100
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 5%
Maka nilai Resistor tersebut adalah
10 * 100 = 1.000 Ohm atau 1Kohm dengan toleransi 5%.
Perhitungan untuk Resistor dengan 5
Gelang warna :
Cara Menghitung Nilai Resistor 5
Gelang Warna:
1)
Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
2)
Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
3)
Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-3
4)
Masukkan
Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10
(10n)
5)
Merupakan
Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh pembacaan 5 gelang warna:
Gelang ke 1 : Merah = 2
Gelang ke 2 : Merah = 2
Gelang ke 3 : Hitam = 0
Gelang ke 4 : Hitam = 0 nol
dibelakang angka gelang ke-3; atau kalikan 0
Gelang ke 5 : Emas = Toleransi 5%
Maka nilai Resistor tersebut adalah
220 * 1 = 220 Ohm dengan toleransi 5%.
Contoh-contoh perhitungan lainnya :
Merah, Merah,
Merah, Emas → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm dengan 5% toleransi
Kuning, Ungu, Orange, Perak → 47 * 10³ = 47.000 Ohm atau 47 Kilo Ohm dengan 10%
toleransi
Cara menghitung Toleransi :
2.200 Ohm dengan Toleransi 5% =
2200 – 5% = 2.090
2200 + 5% = 2.310
ini artinya nilai Resistor tersebut akan berkisar antara 2.090 Ohm ~ 2.310 Ohm
B) Silicon Controlled Rectifier
Atau sering disingkat dengan SCR adalah Dioda yang
memiliki fungsi sebagai pengendali. Berbeda dengan Dioda pada umumnya yang
hanya mempunyai 2 kaki terminal, SCR adalah dioda yang memiliki 3 kaki
Terminal. Kaki Terminal ke-3 pada SCR tersebut dinamai dengan Terminal “Gate”
atau “Gerbang” yang berfungsi sebagai pengendali (Control), sedangkan
kaki lainnya sama seperti Dioda pada umumnya yaitu Terminal “Anoda” dan
Terminal “Katoda”. Silicon Controlled Rectifier (SCR) merupakan salah
satu dari anggota kelompok komponen Thyristor.
Silicon
Controlled Rectifier (SCR) atau Thrystor pertama kali diperkenalkan secara
komersial pada tahun 1956. SCR memiliki kemampuan untuk mengendalikan
Tegangan dan daya yang relatif tinggi dalam suatu perangkat kecil. Oleh karena
itu SCR atau Thyristor sering difungsikan sebagai Saklar (Switch) ataupun
Pengendali (Controller) dalam Rangkaian Elektronika yang menggunakan Tegangan /
Arus menengah-tinggi (Medium-High Power). Beberapa aplikasi SCR di rangkaian
elektronika diantaranya seperi rangkaian Lampu Dimmer, rangkaian Logika,
rangkaian osilator, rangkaian chopper, rangkaian pengendali kecepatan motor,
rangkaian inverter, rangkaian timer dan lain sebagainya.
Pada
dasarnya SCR atau Thyristor terdiri dari 4 lapis Semikonduktor yaitu PNPN
(Positif Negatif Positif Negatif) atau sering disebut dengan PNPN Trioda.
Terminal “Gate” yang berfungsi sebagai pengendali terletak di lapisan bahan
tipe-P yang berdekatan dengan Kaki Terminal “Katoda”. Cara kerja sebuah SCR
hampir sama dengan sambungan dua buah bipolar transistor (bipolar junction
transistor).
Bentuk
dan Simbol SCR
Berikut
ini adalah Diagram fisik dan Simbol dari SCR (Silicon Controlled Rectifier) :
Prinsip
Kerja SCR
Pada
prinsipnya, cara kerja SCR sama seperti dioda normal, namun SCR memerlukan
tegangan positif pada kaki “Gate (Gerbang)” untuk dapat mengaktifkannya.
Pada saat kaki Gate diberikan tegangan positif sebagai pemicu (trigger),
SCR akan menghantarkan arus listrik dari Anoda (A) ke Katoda (K). Sekali SCR
mencapai keadaan “ON” maka selamanya akan ON meskipun tegangan positif yang
berfungsi sebagai pemicu (trigger) tersebut dilepaskan. Untuk membuat SCR
menjadi kondisi “OFF”, arus maju Anoda-Katoda harus diturunkan hingga berada
pada titik Ih (Holding Current) SCR. Besarnya arus Holding atau Ih sebuah
SCR dapat dilihat dari datasheet SCR itu sendiri. Karena masing-masing jenis
SCR memiliki arus Holding yang berbeda-beda. Namun, pada dasarnya untuk mengembalikan
SCR ke kondisi “OFF”, kita hanya perlu menurunkan tegangan maju Anoda-Katoda ke
titik Nol.
C) Uni Junction Transistor (UJT)
Uni
Junction Transistor (UJT) atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan
Transistor Sambungan Tunggal adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat
dari bahan semikonduktor, UJT memiliki tiga terminal dan hanya memiliki satu
sambungan. Pada umumnya UJT digunakan sebagai Saklar Elektronik dan penghasil
Isyarat Pulsa. Seperti namanya, Uni Junction Transistor atau UJT juga
digolongkan sebagai salah satu anggota dari keluarga Transistor, namun berbeda
dengan Transistor Bipolar pada umumnya, Uni Junction Transistor atau UJT ini
tidak memiliki Terminal/Elektroda Kolektor. UJT yang memiliki Tiga
Terminal ini terdiri dari 1 Terminal Emitor (E) dan 2 Terminal Basis (B1 dan
B2). Oleh karena itu, Transistor UJT ini sering disebut juga dengan Dioda Berbasis
Ganda (Double Base Diode).
Struktur
dasar Uni Junction Transistor atau UJT dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Pada dasarnya UJT terdiri dari semikonduktor jenis Silikon yang bertipe N yang
didoping ringan dan sepotong Silikon bertipe P yang berukuran kecil dengan
doping tinggi (berat) di satu sisinya untuk menghasilkan sambungan tunggal P-N
(P-N Junction). Sambungan Tunggal inilah yang kemudian dijadikan terminologi
UJT yaitu Uni Junction Transistor. Di kedua ujung batang silikon yang bertipe
N, terdapat dua kontak Ohmik yang membentuk terminal B1 (Basis 1) dan (Basis
2). Daerah Semikonduktor yang bertipe P menjadi Terminal Emitor (E) pada UJT
tersebut.
Berikut
ini adalah Bentuk dan Struktur dasar serta Simbol Uni Junction Transistor
(Transistor Sambungan Tunggal).
Cara
Kerja Uni Junction Transistor (UJT)
Saat
Tegangan diantara Emitor (E) dan Basis 1 (B1) adalah Nol, UJT tidak
menghantarkan arus listrik, Semikonduktor batang yang bertipe N akan berfungsi
sebagai penghambat (memiliki resistansi yang tinggi). Namun akan ada sedikit
arus bocor yang mengalir karena bias terbalik (reverse bias).
Pada
saat tegangan di Emitor (E) dan Basis 1 (B1) dinaikan secara bertahap,
resistansi diantara Emitor dan Basis 1 akan berkurang dan arus terbalik
(reverse current) juga akan berkurang. Ketika Tegangan Emitor dinaikan hingga
ke level bias maju, arus listrik di Emitor akan mengalir. Hal ini
dikarenakan Hole pada Semikonduktor yang di doping berat
bertipe P mulai memasuki daerah semikonduktor tipe N dan bergabung kembali
dengan Elektron yang di Batang Semikonduktor bertipe N (yang
di doping ringan). Dengan demikian Uni Junction Transistor atau UJT ini
kemudian mulai menghantarkan arus listrik dari B2 ke B1.
E) Kapasitor
Kapasitor
adalah salah satu jenis elektronika yang memiliki kemampuan untuk menyimpan
arus listrik selama batas waktu tertentu. Kapasitor ditemukan oleh ilmuwan asal
Inggris yaitu Michael Faraday (1791 – 1867). Kapasitor disebut juga dengan
konduktor yang memiliki sifat pasif dan banyak digunakan untuk membuat
rangkaian elektronika dengan kapasitansinya yaitu farad.
Farad
merupakan satuan yang sangat besar, jadi umumnya kapasitor yang digunakan pada
peralatan elektronika menggunakan satuan farad yang dikecilkan menjadi
pikoFarad, NanoFarad dan MicroFarad.
Berikut
ini konversi satuan farad, yaitu:
1
Farad = 1.000.000µF (mikro Farad)
1µF = 1.000nF (nano Farad)
1µF = 1.000.000pF (piko Farad)
1nF = 1.000pF (piko Farad)
5.
Prinsip Kerja [kembali]
Rangkaian
pada gambar menunjukkan penggunaan Unijunction Transistor (UJT) sebagai pemicu
(trigger) untuk mengaktifkan SCR (Silicon Controlled Rectifier). Pada awalnya,
ketika sumber tegangan DC diberikan, kapasitor C akan mulai mengisi muatan
melalui resistor R1. Tegangan pada kapasitor ini secara bertahap meningkat
seiring waktu.
Ketika
tegangan pada kapasitor mencapai nilai tegangan puncak UJT (VP), UJT berubah
menjadi konduktif. Hal ini terjadi karena karakteristik resistansi negatif yang
dimiliki oleh UJT. Saat UJT menghantarkan, kapasitor C secara cepat membuang
muatannya melalui terminal emitter UJT ke resistor R2.
Arus
yang mengalir melalui R2 menghasilkan tegangan pulsa yang cukup untuk memicu
(menyalakan) SCR pada gate-nya. Ketika SCR menerima pulsa pemicu ini, SCR akan
menjadi konduktif dan mulai menghantarkan arus dari anoda ke katoda, sehingga
beban pada rangkaian dapat dialiri arus.
SCR
akan tetap dalam kondisi menghantar selama arus yang mengalir melebihi nilai
arus tahan (holding current). Jika arus turun di bawah nilai tersebut, maka SCR
akan kembali dalam kondisi non-konduktif dan proses pemicuan harus diulang.
Karakteristik
UJT ditunjukkan pada kurva di Gambar 17.41, yang memperlihatkan hubungan antara
tegangan VE dan arus IE. Setelah mencapai titik puncak (VP,IP), UJT
memasuki wilayah resistansi negatif di mana tegangan turun saat arus meningkat.
Inilah prinsip yang digunakan untuk menghasilkan pulsa pemicu terhadap SCR.
Kondisi
Turn-On dan Nilai Resistansi R1
Pada
UJT, untuk memastikan perangkat menyala (turn-on), ada syarat hubungan
resistansi R1
Pada peak point
(titik puncak) dengan kondisi R1 = IP dan
VP = VP,
Rumus
kondisi turn-on adalah:
Artinya
R1 harus lebih kecil dari perbandingan beda tegangan antara V dan VP dibagi arus peak IP.
Pada valley point
(titik lembah) dengan IE = IV dan VE=VV,
berlaku:
Ini
adalah kondisi agar perangkat dapat mematikan (turn-off).
Sehingga,
nilai R1 dibatasi oleh:
Resistansi
R2 harus kecil agar SCR (Silicon Controlled Rectifier) tidak menyala akibat
tegangan VR2 ketika IE ≈ 0. Tegangan VR2 diberikan oleh:
Perilaku
Kapasitor C dan Tegangan VC
Kapasitor
C menentukan waktu interval antar pulsa trigger dan durasi setiap pulsa.
Ketika
tegangan suplai V diterapkan, tegangan di basis emitter VE = VC akan mengisi
(charge) ke arah V dengan waktu konstan:
Grafik
pengisian dan pelepasan kapasitornya diperlihatkan pada Fig. 17.43.
Persamaan
Pengisian Kapasitor VC
Rumus
umum periode pengisian:
Ketika VC=
VE = VP, UJT akan masuk keadaan konduksi dan kapasitor mulai melepaskan
muatannya melalui RB1 dan R2.
Persamaan
Pelepasan Kapasitor (Discharging)
Tegangan
pelepasan diberikan oleh:
Periode
Pengisian t1
Berdasarkan
grafik, periode pengisian t1 dapat dihitung dari:
Periode
Pelepasan t2
Periode
pelepasan t2 dihitung dari:
Periode
Total Satu Siklus T
Waktu
satu siklus trigger adalah jumlah waktu pengisian dan pelepasan:
6.
Problem [kembali]
1) Bagaimana menentukan frekuensi
trigger yang tepat?
Dalam rangkaian UJT, frekuensi pulsa yang dihasilkan bergantung pada nilai
resistor R1 dan kapasitor CCC. Pemilihan nilai yang tidak sesuai dapat
menyebabkan triggering terlalu cepat atau lambat, sehingga SCR tidak bekerja
optimal.
2) Apa yang terjadi jika tegangan
kapasitor tidak mencapai VP?
Jika tegangan pada kapasitor tidak pernah mencapai tegangan puncak UJT (VP),
maka UJT tidak akan menghantar dan tidak akan terjadi pulsa pemicu ke gate SCR.
Hal ini menyebabkan SCR tidak aktif, sehingga beban tidak mendapat daya.
3) Bagaimana pengaruh nilai R1R_1R1
terhadap pengisian kapasitor dan frekuensi pulsa?
Nilai R1R_1R1 menentukan waktu pengisian kapasitor CCC. Semakin besar R1,
semakin lambat pengisian dan semakin rendah frekuensinya. Sebaliknya, nilai R1R_1R1
yang terlalu kecil dapat menyebabkan triggering terlalu sering atau tidak
stabil.
4) Apakah SCR dapat dimatikan hanya
dengan sinyal di gate?
Tidak. Sekali SCR menyala, ia hanya bisa dimatikan jika arus anoda-katoda turun
di bawah holding current. Oleh karena itu, pemicu hanya berfungsi untuk
menghidupkan SCR, bukan mematikannya.
5) Bagaimana kestabilan rangkaian
dipengaruhi oleh suhu atau variasi tegangan suplai?
Komponen seperti UJT dan SCR dapat mengalami pergeseran karakteristik karena
suhu atau fluktuasi tegangan suplai, yang dapat mempengaruhi titik kerja dan
waktu triggering
7.
Soal Latihan [kembali]
1) Jelaskan mengapa pulsa dari UJT
hanya perlu sesaat untuk menyalakan SCR, tetapi tidak cukup untuk mematikannya.
Apa yang menentukan kapan SCR mati dalam rangkaian AC?
Jawaban:
Pulsa dari UJT hanya digunakan untuk mengaktifkan gate SCR. Setelah SCR
aktif, ia tetap menyala selama arus anoda-ke-katoda melebihi holding current.
Dalam rangkaian AC, SCR akan mati otomatis saat arus melintasinya nol
(zero-crossing), terutama saat tegangan AC membalik arah.
2)
Desain rangkaian UJT triggering dengan frekuensi pulsa 50 Hz. Tentukan
nilai R1 dan CCC yang cocok. Jelaskan dasar perhitunganmu.
Jawaban:
Kesimpulan: Pilih R1=200 kΩ, C=0.1 μFC
Verifikasi di simulasi atau praktik untuk akurasi, karena VP dan η bisa sedikit bervariasi tergantung
karakteristik UJT.
8.
Percobaan [kembali]
1.
Buka Software Proteus
Jalankan Proteus Design Suite.
Pilih "New Project" dan
beri nama, misalnya: UJT_Triggering_SCR.
2.
Tambahkan Komponen ke Workspace
Gunakan Pick Devices (tombol [P]),
lalu cari dan tambahkan komponen berikut:
·
UJT
→ 2N2646 (jika tidak tersedia, kamu bisa pakai simbol transistor NPN untuk
simulasi konsep).
·
SCR
→ T106, 2N5060, atau komponen SCR lain yang tersedia.
·
Resistor
(R) → 3 buah.
·
Capacitor
(C) → 1 buah.
·
DC
Voltage Source → 15V.
·
Ground.
·
Load
→ Gunakan resistor 100Ω sebagai beban.
·
Oscilloscope
→ untuk pengamatan sinyal (opsional).
·
Voltmeter
atau Virtual Terminal → untuk pengukuran tegangan output (opsional).
3.
Buat Rangkaian Seperti Gambar
Hubungkan komponen sesuai Gambar 17.40:
1) R1 dan C disusun seri dari +15V ke ground,
dan titik tengahnya menuju emitor (E) UJT.
2) B2 UJT dihubungkan ke +15V.
3) B1 dihubungkan ke ground melalui R2.
4) Ambil output dari titik antara B1
dan R2 lalu hubungkan ke gate SCR.
5) Anoda SCR dihubungkan ke +15V, katoda
ke salah satu ujung beban (resistor 100Ω), lalu ke ground.
4.
Monitoring dan Pengamatan
· Hubungkan probe oscilloscope
channel A ke kapasitor untuk melihat tegangan pengisian.
· Hubungkan probe channel B ke gate
SCR untuk melihat pulsa trigger.
· Hubungkan probe channel C ke beban
untuk melihat tegangan output saat SCR aktif.
5.
Jalankan Simulasi
· Klik tombol "Play" untuk
menjalankan simulasi.
· Amati:
Tegangan kapasitor meningkat hingga
mencapai tegangan puncak (Vp).
Saat tercapai, UJT menghantar dan
pulsa diberikan ke gate SCR.
SCR aktif dan arus mengalir ke
beban.
6.
Variasi dan Evaluasi
· Coba ubah nilai R1 atau C untuk
melihat perubahan waktu pengisian kapasitor (frekuensi pulsa).
· Amati perubahan perilaku SCR apakah
tetap menyala setelah aktif.
Rangkaian Unijuction Transistor FIG 17.40
9. Download
File [kembali]
Rangkaian 17.40 Klik
Disini
Download Datasheet
Resistor [download]
Baterai [download]
Voltmeter [download]
Amperemeter [download]
Kapasitor [download]
Uni Junction Transistor (UJT) [dowload]
Silicon Controlled Rectifier [download]
Komentar
Posting Komentar